Mengatasi Anxiety dalam Public Speaking
Siapa nih, yang masih belum pede kalau diminta berbicara kedepan umum?
Yup, bicara di depan umum atau Public Speaking istilahnya, bukan hal mudah. Walau sudah banyak teori yang didapat namun saya masih sering menghindar jika tiba-tiba ditunjuk untuk bicara kedepan. Alasannya alami, ada rasa gugup,cemas, takut gak bagus, khawatir pendengar gak suka atau muncul komentar lainnya.
Padahal menurut Mba Alia Rahma seorang news anchor kenamaan, dengan segudang pengalamannya dibidang media, menyampaikan, saat berbicara didepan umum,kamu gak harus membuat pendengar menyukaimu, yang terpenting kuasai kemampuan dan practice.
"Berbicara di depan umum bukan berarti kamu harus membuat pendengar menyukaimu"
Yup, ketakutan akan hal yang belum terjadi akan menghambat seseorang dalam segala hal termasuk untuk maju berbicara. Rasa cemas, takut atau khawatir berlebihan ini harus diatasi jika ingin sukses berbicara di depan umum.
Seperti biasa Komunitas ISB selalu memfasilitasi membernya untuk terus menimba ilmu. Kali ini bersama Mba Alia Rahma yang dikenal sebagai news anchor di SEA Today (News & Lifestyle television channel).
Membahas seni berkomunikasi tidak ada habisnya, ibarat bernapas manusia butuh berkomunikasi. Tak jarang seseorang harus berbicara didepan umum, baik disaat memperkenalkan diri, mengajukan pertanyaan, atau sebagai pemandu acara, MC.
Nah bagaimana cara mengatasi kecemasan, nervous saat akan berbicara didepan kita bahas dibawah, namun, sebelum mengatasi kecemasan yang terjadi ada baiknya kita mengetahui rahasia dalam public speaking.
Tebar Energi
Yang pertama adalah energi, semangat merupakan energi postif. Bilamana kita menebar energi postif tersebut maka akan menular pada sekitar kita.
Jadi begitu speaker menginjakan kaki di stage atau di podium, wajib tebar senyum, bawa semangatnya, sapa dengan suara yang enerjik dan bahasa tubuh yang bersemangat juga. Dengan harapan energi postif ini sampai pada audiens dan memberikan respon yang positif pula.
Mencuri Perhatian Audiens
Oke lanjut ya, setelah menebar energi ada yang namanya Speaker's Impact, apa itu?
Pembicara bisa mencuri perhatian audiens dengan menyajikan visual impact, istilahnya penampilan. Kesesuaian dalam berpakaian, gestur tubuh, mimik wajah dan cara kamu bergerak. Mba Al menyampaikan, visual impact berhasil mencuri perhatian audien dan hampir 55% berpengaruh pada keberhasilan public speaking.
Kemudian presentase terbesar kedua adalah voice, meliputi intonasi, artikulasi, gaya bahasa, nada bicara dan banyak lagi. Tone of voice berkaitan dengan image sebuah brand. Jadi bagaimana pembicara menyampaikan haruslah mencerminkan brand yang sedang dibawa. Contoh, sasaran brand A adalah anak muda gen Z, maka haruslah menggunakan bahasa yang santai , kata-kata kekinian , dengan suara penuh semangat.
Terakhir, walau hanya 7% tetap mempengaruhi keberhasilan public speaking yaitu kata yang akan disampaikan. Dalam menyampaikan materis ke audiens. Pilih urutan penyampaian dengan tepat. Gunakan kata kata yang efektif dan singkat padat dan to the point.
Mengatasi Anxiety dalam public speaking
Persiapan Terbaik
Kesiapan kita sudah pasti mempengaruhi keberhasilan saat berbicara didepan publik. Namun terkadang kecemasan bisa timbul karena khawatir tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan audiens atau ada materi yang kurang dikuasai dan dipahami. Sebab itu persiapan penting, baik materi maupun persiapan perlengkapan pendukung dan mental.
Mengatur Napas
Latihan pernapasan dapat meredakan kecemasan, mengapa? karena saat bernapas sel darah merah menerima oksigen dan melepas karbondioksida. Caranya, tarik napas dalam dari perut, lakukan latihan ini setiap hari selama 20-30 menit atau lakukan sebelum acara dimulai. Suplai oksigen ke otak akan meningkat dan menstimulasi sistem saraf parisimpatis, yang dapat meningkatkan ketenangan.
Kendalikan Tubuh
Saat berbicara didepan audiens artinya kita sedang berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Sikap audiens yang tidak tenang pada tempat duduknya, atau audiens yang berkali-kali menguap termasuk nonverbal dan itu terbaca oleh pembicara. Begitu pula sebaliknya bahasa tubuh kita terbaca oleh audiens, disana diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada audiens. Postur tubuh, gerakan tangan.
Senyum dan senyum
Senyum bisa membuat bahagia karena memicu pelepasan hormon endorfin dan serotonin yang meningkatkan rasa bahagia sehingga dapat mengatasi kecemasan.
Nah, semoga bisa dipraktekkan ya teman-teman. Tapi dipastikan juga kita menguasai dan memahami materi yang akan dibagikan.
Comments